“Penggunaan Bahasa Indonesia yang di salahgunakan “

Hingga saat ini sekitar 2.000 kosakata baru telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, baik yang berasal dari bahasa daerah maupun asing. Hal itu diungkapkan Dr. Mujizah, kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, di Jakarta, Rabu (20/10). Mujizah menyatakan hal ini dalam konferensi pers berkaitan dengan penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra 2010. “Tentu saja, kami tidak menyerap begitu saja. Melainkan disesuaikan ejaannya,” kata Mujizah, yang juga menjadi ketua panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2010.

Adapun bahasa daerah yang diserap adalah dari seluruh penjuru Tanah Air. Dan, Pusat Bahasa terus mencatat perkembangannya sesuai fungsi lembaga ini, yang antara lain, memberikan dukungan dan semangat kepada masyarakat luas dalam mengapresiasi masalah bahasa dan sastra.

Dalam kesempatan itu, Dra. Yeyen Maryani, kordinator Internal Pusat Bahasa, juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengadakan pemetaan terhadap bahasa daerah, yang hasilnya ternyata mengejutkan. Saat ini, katanya, ada 442 bahasa daerah yang sudah dipetakan. Sedangkan 400 lainnya di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur belum terpetakan.

“Bahkan, di Maluku dan Maluku Utara banyak yang telah punah, sehingga sangat disayangkan,” kata Yeyen, yang juga Kepala Tata Usaha Pusat Bahasa. Untuk itu, Yeyen berharap harus ada perhatian pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk melestarikan bahasa daerah di tempat masing-masing, sehingga kepunahannya dapat dicegah atau setidaknya berkurang.

Yeyen juga menjelaskan soal pemakaian bahasa di televisi, khususnya sinetron dan film, yang nyata-nyata sering keluar dari kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tahun lalu, pihaknya sempat bertemu dengan `raja sinetron` Indonesia, Raam Punjabi. Pemilik rumah produksi Multivision Plus ini setuju perbaikan bahasa dalam sinetronnya. Sebab itu, kata Yeyen, Pusat Bahasa merekomendasikan Gerakan Cinta Bahasa Indonesia, sehingga penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan harapan. (Ant)

Penggunaan Bahasa Indonesia Vs Bahasa Gaul

Dewasa ini, pemakaian Bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun fiksi, mulai mengalami interferensi dan mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Dengan memakai bahasa gaul, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah, karena bahasa gaul sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah satu bahasa daerah juga di Indoensia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul, tentunya lebih modern dan lebih maju adalah bahasa Indonesia. Hal ini karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari bahasa Betawi.

Peniruan bahasa gaul oleh masyarakat luas di Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia, tidak berarti kita melupakan bahasa daerah kita masing-masing. Kita tidak harus berbahasa Indonesia secara terus-menerus sepanjang hayat kita.

Kita lebih baik baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian? Karena dengan berbahasa daerah, kita sudah melestarikan bahasa daerah yang menjadi pemerkaya bahasa nasional dan sekaligus pemerkaya bangsa Indonesia. Sebaliknya, jika menggunakan bahasa gaul di daerah kita sendiri dengan orang-orang sebahasa daerah, kita akan dicap tidak mencintai dan tidak melestarikan bahasa daerah sendiri. Kebiasaan menggunakan bahasa gaul membuat kita terikut menggunakan sebagian kata bahasa gaul, dalam penggunaan Bahasa Indonesia baku.

Dengan kata lain terjadi interferensi (pengacauan) bahasa gaul ke dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku. Kata yang sering muncul dari bahasa gaul dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku, seperti kata nggak atau gak (bahasa gaul) yang seharusnya kata tidak (Bahasa Indonesia). Hal ini harus kita hindari sejauh mungkin dalam kehidupan kita

Para orang tua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan, dapat meningkat.

Bahasa Nasional Mempersatukan Bangsa

Bangsa Indonesia, bangsa besar dan sedang dalam proses pembangunan. Sebagai sebuah bangsa besar yang sedang membangun, Indonesia memerlukan generasi-generasi penerus yang andal di berbagai bidang untuk dapat mewujudkan masyarakat adil, makamur dan merata. Untuk menjadikan generasi penerus bangsa ini sebagai sumber daya manusia yang andal dan tangguh diperlukan pendidikan bermutu di setiap daerah.

Dalam hal pendidikan di Indonesia, kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dengan Bahasa Indonesia baku atau benar. Bahasa Indonesia baku bagi sebagian besar orang Indonesia merupakan bahasa kedua setelah menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu. Walaupun sebagai bahasa kedua, Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Karena itu, para generasi bangsa kita harus mengusai Bahasa Indonesia agar dapat memiliki banyak pengetahuan, sehingga menjadi sumber daya manusia yang andal dan dapat membangun bangsa ini secara optimal. Mendapatkan pengetahuan bukan hanya dari jalur pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi, juga di masyarakat luas.

Dewasa ini begitu banyak informasi yang beredar di sekitar kita dari segala penjuru dunia yang sebagian besar dikemas dalam Bahasa Indonesia baku. Mulai dari buku-buku pelajaran, surat kabar, hingga berita-berita di televisi, informasi tersebar di sekeliling kita. Jangan heran, jika tidak mengikuti perkembangan informasi, kita akan menjadi orang asing di masyarakat kita sendiri! Kita akan merasa tersisihkan dalam pergaulan jika tidak mau mengikuti pekembangan informasi yang tersebar di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Penyebaran informasi, baik yang berupa peristiwa, ilmu, maupun penemuan-penemuan terbaru disajikan secara lisan dan tulisan. Secara lisan sering kita temui dalam media elektronik, seperti televisi dan radio. Informasi yang disampaikan secara tertulis dapat kita jumpai di media elektronik, seperti informasi di internet dan juga di media cetak, seperti surat kabar, majalah, dan buku-buku.

Kenyataan ini mengharuskan para generasi penerus Bangsa Indonesia harus mampu menguasai Bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang benar secara kaidah kebahasaan di Indonesia. Hal ini membuktikan, Bahasa Indonesia sangat penting dalam membentuk generasi bangsa yang cerdas dan kompetitif.

Selain itu Bahasa Indonesia juga mempersatukan bangsa. Dengan terbentuknya generasi cerdas dan kompetitif, Bangsa Indonesia akan mudah dalam proses pembangunan yang hingga saat ini, masih digalakkan di berbagai bidang kehidupan. Karena itulah diharapkan para generasi penerus bangsa ini harus mendapatkan pemahaman betapa pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia terhadap kemajuan Bangsa Indonesia. Dengan pemahaman itu, generasi penerus bangsa ini dengan sendirinya akan menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia dalam rangka mewujudkan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan makmur secara merata di berbagai bidang kehidupan.

Melawam Bahasa Gaul

Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat.

Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia modern, perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Berkaitan dengan pemakaian bahasa gaul dalam dunia nyata dan fiksi yang menyebabkan interferesi ke dalam Bahasa Indonesia dan pergeseran Bahasa Indonesia di atas, ada hal-hal yang perlu dilakukan. Antara lain: Pertama, menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.

Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat dilakukan di rumah, sekolah dan di masyarakat.

Ketiga, pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.

Keempat, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar

Sebagian masyarakat Indonesia yang paling gemar berbahasa gaul adalah para generasi muda bangsa kita. Kenyataan ini harus segera diatasi mengingat betapa pentingnya bahasa Indoensia bagi bangsa Indonesia. Sebagai warga Indonesia yang baik, kita seharusnya dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Bahasa gaul memang bukan bahasa yang dilarang penggunaannya, tetapi kita harus ingat bahasa gaul dipakai dalam kelompok tertentu saja. Kita sebaiknya tidak menggunakan bahasa gaul di luar kapasitasnya. Dengan demikian, terciptalah penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa gaul yang terpisah atau tidak ada interferensi bahasa gaul ke dalam bahasa Indonesia dan tidak ada pergeseran penggunaan bahasa Indonesia oleh penggunaan bahasa gaul.

Leave a comment